Dikemas FORTA, Bidang Kaderisasi PC PMII Probolinggo Membahas Kaderisasi dan Kepemimpinan Rasulullah

Teguh Mahameru Zainul Hasan (Kiri) Menyampaikan Materi

Probolinggo, Anona
- Bidang Kaderisasi PC PMII Probolinggo adakan Forum 17-an (FORTA) dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertajuk “Kaderisasi dan Kepemimpin dalam Perspektif Teladan Rasulullah SAW” melalui Google Meet, Minggu Malam 22 September 2024.

Kegiatan ini berlangsung dengan menghadirkan Wakil Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo Teguh Mahameru Zainul Hasan sebagai narasumber dan Ketua Umum PC PMII Probolinggo Abdul Rozak sebagai Keynote Speaker. Selain itu, hadir juga Ketua I Bidang Kaderisasi PC PMII Probolinggo, Dedi Bayu Angga dan seluruh kader PMII se-Probolinggo.

Abdul Rozak mengatakan bahwa adanya kegiatan ini sebagai bentuk dari ikhtiar memupuk kader supaya selalu seimbang antara intelektual dan spiritual.

“Kegiatan ini memang sangat penting untuk diadakan, karena mengingat bagaimana spiritualitas kader PMII untuk selalu ditingkatkan. Dilain sisi, karena kegiatan ini diadakan oleh bidang kaderisasi, maka perlu suasana baru supaya setiap kader PMII mampu meneladani setiap yang diteladankan oleh Rasulullah,” tegasnya.

Wakil Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo Teguh Mahameru Zainul Hasan sangat mengapresiasi terhadap kegiatan FORTA yang diadakan setiap bulan. Menurutnya, kegiatan ini sebagai bentuk dari kepedulian kader PMII terhadap ilmu.

“Kata Imam Syafie, kehidupan anak muda adalah dengan ilmu pengetahuan dan ketakwaan,” jelasnya.

Menurut Sahabat teguh, ada beberapa kejadian yang bisa dijadikan rujukan untuk melihat bagaimana kepemimpinan dan kaderisasi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Disuatu waktu, menurutnya, ada dua sahabat yang diutus oleh Rasulullah untuk menjadi wakilnya ke suatu tempat yang sangat jauh yakni yaman. Dua sahabat itu adalah Abu Musa Al-Asy’ari (generasi tua) dan Muadz bin Jabal (dari generasi muda).

“Rasulullah SAW berpesan 3 hal kepada mereka, mudahkanlah, jangan dipersulit, bahagiakan dan jangan ditakut takuti,” ungkapnya.

Dari cerita dua sahabat Rasulullah SAW tersebut, Sahabat Teguh mengatakan kepada audiens bahwa sosok pemimpin sudah seharusnya bersikap sesuai dengan yang menjadi kebutuhan rakyatnya.

“Sorang pemimpin harus bergerak sesuai dengan kebutuhan rakyat dan kemaslahatan rakyat. Oleh sebab itu, setiap kepengurusan harus selalu kompak dan bersatu sesuai dengan porsinya masing-masing,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sahabat Teguh mengungkapkan bahwa dari Rasulullah SAW dapat mengambil hikmah bagaimana kepemimpinan seharusnya dijalankan.

“Setiap pemimpin harus bergerak dari dirinya sendiri, bukan hanya memerintah, tapi bagaimana memulai sesuatu itu dari dirinya sendiri terlebih dahulu,” tuturnya.

Diakhir pemateriannya, Sahabat Teguh mengatakan bahwa dalam suatu kepemimpinan harus saling memberikan support antara pemimpin dan orang yang dipimpinnya.

“Rasulullah itu akan memberikan reward atau penghargaan kepada sahabat-sahabatnya yang berhasil menjalankan tugas dngan baik. Sedangkan bagi sahabat yang kurang baik dalam menjalankantugasnya, makan akan diberikan hukuman, tapi bukan untuk menyakiti hanya saja sebagai pelajaran,” pungkasnya.